Pengertian Gunung Berapi, Jenis, Klasifikasi & Skema Peringatannya

Pengertian Gunung Berapi, Jenis, Klasifikasi & Skema Peringatannya – Gunung berapi di Indonesia dan dunia ada banyak, di Indonesia contoh gunung berapi adalah Anak Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Agung dan lain sebagainya. Untuk kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tentang pengertian gunung berapi, jenis-jenis gunung berapi, klasifikasi dan skema peringatan gunung berapi dengan pembahasan lengkap dan mudah dipahami. Agar lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.

Pengertian Gunung Berapi, Jenis, Klasifikasi & Skema Peringatannya

Mari kita bahas pengertian gunung berapi terlebih dahulu dengan seksama.

Pengertian Gunung Berapi

Gunung Berapi atau disebut juga dengan gunung api secara umum merupakan sebuah istilah yang bisa diartikan sebagai fluida sistem saluran panas (batu berupa bentuk cair atua lava) yang memanjang di kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi ke permukaan bumi, didalamnya terdapat hasil endapan akumulasi bahan dikeluarkan di saat meletus.

Sebuah gunung berapa terbentuk dari alam yang berasal dari pecahan yang terjadi pada kerak dari benda langit bermassa planet, seperti Bumi, yang mana patahan tersebu mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas dapat keluar dari dapur magma yang ada di bawah permukaan bumi.

Pada Bumi, gunung berapi terbentuk kareka kerak pecah menjadi 17 lempeng tektonik utama yang kaku dan mengambang pada lapisan atas mantel yang lebih panas dan lunak. Oleh sebab itu, gunung berapi pada Bumi biasa ditemukan pada batas divergen dan konvergen dari lempeng tektonik.

Contohnya, yaitu pada pegunungan bawah samudra di punggung tengah atlantik adanya gunung berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng tektonik yang saling menjauh, sementara para Cincin Api Pasiftik, terbentuk gunung berapi dari gerakan konverven di lempeng tektonik yang saling berdekatan.

Jenis-Jenis Gunung Berapi

Menurut bentuknya, terdapat beberapa jenis-jenis dari gunung berapi, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Stratovolcano

    Terdiri atas bebatuan hasil letusan yang tipe letusan selalu berubah menjadikan bisa menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari sebagian jenis batuan, sehingga terbentuk sebuah kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak teratur, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Contoh jenis gunung berapi ini adalah Gunung Merapi

  • Perisai

    Terdiri atas bebatuan aliran lava yang ketika diendapkan masih cair, menjadikan tidak sempat membentuk sebuah kerucut yang tinggi (curam), berbentuk seperti belerang landai, dan susunannya terdiri atas batuan yang sifatnya basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini adanya di Kepulauan hawai.

  • Cinder Cone

    Adalah gunung berapi yang abu serta pecahan kecil bebatuan vulkanik menyebar pada sekitar gunung. Beberapa jenis gunung ini membentuk seperti mangkuk pada puncaknya. Jarang sekali tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

  • Kaldera

    Gunung berapi jenis ini dibentuk berasal dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung menjadikan terbentuk cekukangan. Contoh gunung berapi jenis ini adalah Gunung Bromo.

Klasifikasi Gunung Berapi

Menurut frekuensi letusannya, di Indonesia terdapat beberapa klasifikasi atau pengelompokkan gunung berapi. Para vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi dalam beberapa tipe menurut catatan sejarah letusan atau erupsinya, yaitu:

  • Gunung Api Tipe A

    Tercatat sudah pernah terjadi erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali setelah tahun 1600

  • Gunung Api Tipe B

    Setalah tahun 1600 belum tercatat lagi mengalami erupsi magmatik tetapi masih menunjukkan gejala aktivitas vulkanik seperti kegiatan solfatara

  • Gunung Api Tipe C

    Sejarah erupsinya belum diketahui atau tidak dikehatui dalam catatan manusia, tetapi masih ada tanda-tanda aktivitas masa lampau dalam bentuk lapangan solfatara/fumarola di tingkah lemah.

Pengertian Gunung Berapi, Jenis-Jenis, Klasifikasi, Skema Peringatan

Skema Peringan Gunung Berapi

Di Indonesia terdapat beberapa skema peringatan gunung berapi yang dinyatakan oleh Geologi Kementrian ESDM, yaitu:

AWAS

Arti:

  • Merupakan tanda gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau terdapat keadaan kritis yang membuat bencana.
  • Sebuah letusan pembukaan diawali dengan abu dan asap.
  • Letusan sangat mungkint terjadi pada waktu 24 jam.

Tindakan:

  • Wilayah yang terancam bahaya sangat dianjurkan untuk dikosongkan atau melakukan evakuasi.
  • Melakukan koordinasi secara harian.
  • Piket penuh.

SIAGA

Arti:

  • Merupakan tanda gunung berapi sedang bergerak menuju arah letusan atua timbulnya bencana.
  • Meningkatnya intensif aktivitas seismik
  • Seluruh data menjelaskan bahwa kegiatan bisa segera berlanjut ke letusan atau mengarah pada keadaan yang bisa membuat terjadinya bencana.
  • Apabila tren peningkatan terus berlanjut, letusan bisa terjadi dalam waktu 2 minggu.

Tindakan:

  • Melakukan sosialisasi pada area atau wilayah yang terancam.
  • Menyipan sarana darurat.
  • Melakukan koordinasi harian.
  • Piket penuh.

WASPADA

Arti:

  • Terdapat aktivitas apapun bentuknya.
  • Adanya kenaikan aktivitas pada level diatas normal.
  • Meningkatnya aktivitas seismik dan terjadi vulkanis lainnya.
  • Sedikut perubahan aktivitas yang disebabkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal.

Tindakan:

  • Melaksanakan penyuluhan atau sosialisasi.
  • Menilai suatu bahaya.
  • Mengecek sarana.
  • Melaksanakan piket terbatas.

NORMAL

Arti:

  • Tidak adanya gejala aktivitas tekanan magma.
  • Level aktivitas dasar.

Tindakan:

  • Mengamati secara rutin.
  • Melakukan survei dan penyelidikan.

Itulah telah dijelaskan tentang Pengertian Gunung Berapi, Jenis, Klasifikasi & Skema Peringatannya, semoga bisa bermanfaat. Terimakasih telah mengunjungi blog kami dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.